Batal Jual Blok B Arun, Presdir Exxon Mobil Diganti

Pemerintah melalui Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKSP Migas) mengganti Presiden Exxon Mobil Indonesia (EMI) Richard Owen setelah perusahaan tersebut membatalkan penjualan Blok B Arun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini mengatakan, seluruh pekerja asing di sektor minyak dan gas harus memperoleh izin dari SKSP Migas. Hal ini juga berlaku untuk perpanjangan masa kerja Richard Owen. “Tetapi ini tidak diperpanjang. Saya melihat dari kinerjanya juga selama ini tidak pro nasional, jadi pantaslah diganti,” kata Rudi, di Jakarta, Rabu (2/12).

Salah satu ketidakberpihakan itu berupa batalnya proyek pertambahan produksi di fasilitas produksi awal (early production facility/EPF) Blok Cepu sebesar 5.000 barel per hari (bph). “Karenanya, penggantinya harus bagus, mengerti aturan dan budaya di Indonesia serta bisa mengutamakan kita,” tambah dia.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas SKSP Migas Hadi Prasetyo menjelaskan, penggantian orang nomor satu di ExxonMobil Indonesia itu terkait dengan pembatalan pelepasan aset mereka di Blok B Arun. Pembatalan penjualan ini membuat pemerintah menilai Exxon tidak bisa menjalankan komitmennya dan tidak konsisten.

“Setelah Exxon merilis lepas aset Blok B Arun, banyak perusahaan nasional yang berminat. Tetapi kemudian Exxon tiba-tiba membatalkan. Pemerintah kan jadi mempertanyakan komitmennya,” jelas dia.

Penggantian Owen ini dilakukan oleh SKSP Migas yang langsung menangani para kontraktor migas. Menurut dia, SKSP Migas berhak mengganti pejabat perusahaan migas yang dianggap tidak bisa kooperatif dengan pemerintah. Apalagi, masa jabatan Richard Owen memang sudah berakhir awal tahun ini. Sebelumnya, SKSP Migas ketika masih menjadi BP Migas juga pernah mengganti presdir EMI.

“Tetapi apakah penggantian ini sudah final atau belum, belum tahu. Yang jelas SKSP Migas tidak mendukung perpanjangan masa kerja,” tegas dia.

Tindakan ini diperlukan agar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) konsisten menjalankan komitmennya.

Tingkatkan Kinerja
Deputi Pengendalian Operasi SKSP Migas Gde Pradnyana mengatakan, penggantian pimpinan ExxonMobil juga sebagai upaya agar kinerja perusahaan migas itu meningkat. Apalagi, Exxon saat ini tengah menggarap Blok Cepu yang diharapkan bisa menghasilkan minyak 165 ribu barel per hari (bph).

“Kita berharap pada Februari nanti Exxon sudah mengajukan siapa penggantinya,” kata dia.

SKSP Migas juga berharap produksi Exxon tahun ini bisa mencapai 27 ribu bph. EMI punya hak mengusulkan calon presdir mereka di Indonesia. Selanjutnya, pemerintah melalui SKSP Migas akan mengevaluasi calon tersebut melalui  fit and proper test oleh kepala SKSP Migas. Sebelum ke pimpinan SKSP Migas, calon pimpinan EMI itu juga akan dievaluasi oleh kepala divisi dan deputi.

“Karena kan kami perlu tahu siapa rekan kerja kami,” ujar Gde Pradnyana.

Salah satu yang dievaluasi adalah komitmen calon presdir terhadap eksplorasi dan produksi. Terkait pelepasan aset Exxon Mobil, Hadi mengatakan, pihaknya belum memperoleh info apakah sudah pasti dibatalkan. “Karena kan  tidak bisa Exxon Indonesia saja yang putuskan,” ujar dia.

Akan tetapi, dia menambahkan, aset yang dinilai Exxon tidak terlalu ekonomis tersebut bisa sangat menguntungkan bagi perusahaan migas lebih kecil karena standar keekonomiannya berbeda.

Sejak akhir 2011, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu berencana melepas tiga aset mereka, yaitu Mobil Exploration Indonesia Inc, Exxon Mobil Oil Indonesia Inc, dan Mobil LNG Indonesia Inc. Masing-masing saham yang dilepas sebesar 100% untuk saham Exxon di Blok B Arun dan Lapangan gas North Sumatera Offshore. Sedangkan di PT Arun NGL, saham yang dilepas sebesar 30%.

Sepanjang 2010, aset-aset yang dipasarkan tersebut memproduksikan gas rata-rata setiap tahunnya 215 juta kubik per hari (mcfd) gas beserta kondensat. Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional telah menyatakan berminat untuk membeli Blok B Arun.

Alasannya, blok tersebut nantinya akan disinergikan dengan operasi Medco di Blok A.

(investor.co.id)